Masohi - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Masohi terus berupaya untuk memberikan terbaik bagi seluruh Warga Binaan. Hal ini terbukti dengan adanya keseriusan pihak Rutan Masohi untuk terus memberikan pembinaan bagi mereka selama menjalani masa pidana baik pembinaan kepribadian maupun pembinaan kemandirian.
Berlokasi di bengkel kerja Rutan Masohi, sebanyak 5 (lima) orang Warga binaan yang memiliki keterampilan bidang meubeling diberikan pelatihan pembuatan meja dan kursi, (Sabtu, 29/07). Didampingi salah satu petugas, Tofik Nurhidayat, kelima orang Warga binaan tersebut dilatih membuat meja dan kursi yang nantinya apabila dinilai bagus dan memiliki nilai jual akan di pasarkan keluar.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari Pembinaan Kemandirian Warga Binaan program keterampilan dan bimbingan kerja. Program pembinaan ini diharapkan bisa mengembangkan bakat dan minat ysng dimiliki oleh Warga binaan sehingga kelak nanti ketika mereka bebas dan keluar dari rutmas bisa hidup mandiri dan membuka usaha sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
“Ketika mereka dibina dari sekarang, sedikit demi sedikit pada waktunya pasti mereka bisa. Dan sudah pasti kemampuan atau skill yang diperoleh sejak dini bisa menjadi bekal untuk masa depan mereka ketika keluar nanti, ” kata Tofik.
Selama mengikuti program pembinaan kemandirian, lanjut Tofik, Warga binaan diberikan keterampilan kerja, latihan kerja dan produksi. Rutan Masohi menyediakan sarana dan pra sarana bagi Warga binaan untuk menyalurkan minat dan bakatnya sehingga meskipun didalam rutan mereka masih bisa berkreatifitas dan dapat meningkatkan nilai hidupnya.
Baca juga:
Gawat, KPK Membuat Program Desa Antikorupsi
|
“Warga vinaan kali ini dilatih membuat meubuler berupa pembuatan meja dan kursi, tahap awal sebelum proses pembuatan, mereka diwajibkan untuk mengikuti arahan dari saya, selanjutnya mempelajari cara pembuatan meja dan kursi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat meja dan kursi mulai dari tahap awal sketsa meja dan kursi, perikiraan berapa banyak kayu yang dibutuhkan, sampai dengan proses pembuatan meja dan kursi, ” tutur Tofik.
Semua perlu diketahu dan dipelajari oleh Warga binaan, sehingga ketika dalam proses pembuatan semuanya sesuai dengan target yang ditentukan dan menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi dan dapat dijual nanti.
Ditempat berbeda, Karutan Masohi, Yusuf Mukharom menjelaskan Pembinaan Kemandirian Narapidana merupakan asimilasi kerja yang diberikan kepada Narapidana yang telah menjalani pidana ½ dari masa pidananya untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan kerja.
“Pembinaan kemandirian pertukangan / meubuler merupakan asimilasi kerja yang diberikan kepada narapidana yang memiliki minat untuk belajar dan menambah pengetahuannya di bidang pertukangan/meubuler. Dan saya bersyukur alhamdulillah, sudah banyak karya Warga binaan yang dihasilkan bukan saja pertukangan/meubuler tapi hasill karya lain sudah dihasilkan oleh Narapidana itu sendiri seperti kapal dari kayu, gelang tangan, mainan kunci, aquarium ikan, anyaman tas noken dan banyak hasil karya lainnya. Dan rencananya akan kita tampilkan pada saat kegiatan hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2023 mendatang, ” ucap Yusuf.